Jauhkan Bayi Anda Dari 5 Jenis Benda Pemicu Alergi

Alergi merupakan reaksi/gejala hipersensitif terhadap sesuatu yang menimbulkan masalah. Tentu membahayakan bila dibiarkan begitu saja. Akan tetapi sanggup dicegah dengan cara menghindari apa yang memicunya. Bukan orang cendekia balig cukup akal saja yang mempunyai alergi. Bayi pun sanggup mengalaminya. Bahkan mereka lebih praktis terkena dan berbakat alergi. Karena sistem kekebalan tubuh yang belum tepat terbentuk, maka kondisi fisiknya masih rentan. Tentu saja hal ini sangat berbahaya bila dibiarkan begitu saja. 

Yang harus diperhatikan untuk setiap orang bau tanah ialah mengetahui setiap jenis alergi. Agar sanggup mengambil langkah yang tepat ketika bayi terlanjur mengalaminya. Dan untuk selanjutnya lebih berhati-hati terhadap kondisi bayi yang memang dari kecil sudah ada talenta alergi. 

1. Alergi Makanan
Makanan tertentu sanggup menimbulkan reaksi alergi. Alergi ini sanggup terjadi pada bayi yang sudah diberikan makanan padat (usia 6 bulan). Ingat Bunda, bayi mempunyai sistem pencernaan yang belum bekerja secara sempurna. Karena itu pandai-pandailah menentukan materi makanan yang sesuai dengan usianya. Jika tidak, akan berbahaya bagi kesehatan dan tumbuh kembangnya. Hal yang sering terjadi ketika anak salah mengkonsumsi makanan ialah diare. Jangan menyepelekan kasus ini sebab diare yang berlangsung usang sanggup menimbulkan kehilangan cairan tubuh tingkat berat. Selain diare, jenis makanan tertentu juga menimbulkan alergi kulit. 
Kenali dan cermati ketika si kecil mengalami diare atau muntah. Bisa jadi itu sebab sehabis mengkonsumsi makanan yang membuatnya alergi. 

2. Alergi protein susu sapi
Ada beberapa alasan sehingga susu formula (sufor) menjadi alternatif untuk asupan bayi. Tentu saja jaminan kualitasnya di bawah Air Susu Ibu (ASI). Karena ASI ialah yang terbaik. Kasus obesitas pada bayi lebih banyak didapat pada mereka yang meminum sufor daripada yang meminum ASI. Bahkan pada beberapa bayi, ada yang mengalami alergi bila meminumnya. Alergi yang ditimbulkan antara lain gangguan pencernaan dan kulit atau sesak nafas. Jika Bunda mempunyai bayi yang alergi terhadap protein susu sapi, sanggup diganti dengan formula soya/protein nabati. Merk sufor itu sendiri juga mempunyai kualitas kandungan yang berbeda. Maka Bunda harus jeli ketika mengganti produk susu bagi buah hati. Jika anak memang ternyata alergi protein hewani ataupun nabati, anda sanggup mengkonsultasikan ke dokter seorang jago atau jago gizi.

3. Alergi terhadap angin/udara dingin
Sebagian besar bayi kurang akrab dengan angin bila mengenai tubuhnya. Hanya saja setiap bayi mempunyai daya tahan yang berbeda. Selain kulitnya yang tiga kali lebih tipis dari orang dewasa, bayi butuh mengikuti keadaan dengan lingkungannya yang sekarang. Sebagaimana kehangatan yang telah ia dapatkan di rahim ibunda, ia juga membutuhkan kehangatan sesusai ia lahir. Namun ketidaktahanan terhadap angin ini bukan cenderung merupakan alergi. Namun hanya sebab kondisi bayi yang masih rentan. Apalagi bila terkena angin malam. Karena itu Bunda sebagai orang pertama yang mengenal buah hati harus lebih berhati-hati terutama ketika membawanya keluar rumah. Demam, pilek, kembung, muntah, dan diare ialah efek yang sering terjadi ketika bayi tidak tahan dengan angin. Karenanya, pakaian bayi harus diperhatikan sesuai kawasan dan suhu udara. Kipas angin atau pun AC juga kurang baik untuk bayi. Meskipun cuaca panas, sebaiknya itu dipakai seperlunya dan tidak diarahkan eksklusif mengenai bayi.

4. Alergi debu dan asap
Debu dan asap pembakaran memang tolong-menolong harus dijauhi sebab tidak baik untuk kita hirup. Namun ada sebagian orang yang sangat tidak toleran dengan Rini . Mereka bukan hanya tidak tahan dengan debu, tapi terkadang eksklusif menimbulkan reaksi besar lengan berkuasa yang beresiko ketika kontak langsung. Meskipun kita tidak tahu apakah bayi punya talenta alergi jenis ini, namun disarankan semoga Bunda menjauhinya. Karena berbahaya bila debu beterbangan mengenai bayi. Beberapa kesudahannya antara lain mata merah berair, hidung tersumbat, sesak nafas, iritasi kulit, dll.

5. Alergi keringat
Menangangani alergi keringat memang cukup sulit sebab keringat keluar setiap saat. Terutama ketika si kecil sedang asyik bermain atau berada di ruangan tertutup. Bahkan ketika menyusu, peluh di dahi akan keluar banyak. Bayi yang berbakat alergi ini biasanya terlihat pada usia di atas 4 bulan. Yang ditandai dengan bintik-bintik merah rata di sekujur tubuhnya, utamanya pada potongan yang praktis berkeringat dan atau potongan yang tertutup pakaian. Padahal mengenakan pakaian ialah sangat penting untuk melindungi tubuh bayi semoga tidak kedinginan. Namun, berlawanan dengan kondisi yang Susahnya, bila anak dibiarkan terlalu usang terkena angin, sanggup praktis terkena flu dan masuk angin. Pakaian harus benar-benar diperhatikan. Karena pada kasus ini, bila baju anak terpaksa tanpa lengan atau hanya mengenakan pakaian dalam, oleskan minyak telon pada potongan tubuh yang terbuka. Angin-anginkan badannya sejenak sebelum mandi dan jaga kehersihan pakaiannya. Setiap berkeringat banyak, gunakan tisu atau lap kering dan higienis untuk mengusapi keringatnya. Penggunaan bedak (talcum powder), sabun bayi dan deterjen untuk mencuci pakaian bayi harus cermat. Karena tidak semua produk cocok dengan kulit bayi yang sensitif. Jika hingga mengiritasi kulit bayi atau meradang, tidak diperbolehkan untuk menaburkan bedak atau apapun sebab sanggup memperparah keadaan. Konsultasikan dengan dokter untuk mengatasinya.

0 Response to "Jauhkan Bayi Anda Dari 5 Jenis Benda Pemicu Alergi"

Post a Comment

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel